RADAR.CO.ID – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) berhasil meraih penghargaan bergengsi UNESCO/Jikji Memory of the World Prize 2024. Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi besar Perpusnas dalam pelestarian dan peningkatan akses terhadap warisan dokumenter, terutama naskah kuno Nusantara.
Jikji Memory of the World Prize merupakan penghargaan yang diberikan UNESCO setiap dua tahun kepada orang atau lembaga yang berperan penting dalam upaya pelestarian dokumen sejarah dunia.
Penghargaan ini dimulai pada 2004, dan Perpusnas menjadi lembaga kesepuluh yang menerima penghargaan ini sejak penyelenggaraan pertamanya, serta yang pertama dari Indonesia.
Perpusnas dinilai oleh juri internasional karena dedikasinya dalam mengelola dan memperluas akses ke naskah kuno Nusantara.
Sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpusnas telah aktif dalam berbagai program seperti inventarisasi, preservasi, digitalisasi, serta penyebaran informasi tentang naskah Nusantara.
Selain itu, Perpusnas telah menerbitkan lebih dari 700 buku berdasarkan naskah Nusantara dan merencanakan penerbitan 100 buku komik berbasis naskah pada tahun 2024.
Penyerahan penghargaan dilakukan di Cheongju, Korea Selatan, dengan dihadiri oleh Kepala Badan Bahasa dan Plt. Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz.
Dalam pidatonya, Aminudin menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan bukti kepercayaan dunia terhadap upaya Perpusnas dalam pelestarian naskah Nusantara.
Aminudin Aziz juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam memperkuat akses dan pelestarian warisan dokumenter untuk generasi mendatang.
Perpusnas telah menetapkan Pengarusutamaan Naskah Nusantara sebagai program prioritas tahun 2024. Dengan dukungan berbagai mitra, seperti Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), lembaga perpustakaan, arsip, museum, serta program digitalisasi internasional, Perpusnas terus memperkuat ekosistem pelestarian naskah kuno Indonesia.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, juga menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini.
Audrey Azoulay menyoroti pentingnya naskah kuno sebagai cara memahami sejarah, budaya, dan kehidupan masa lalu, serta berharap upaya pelestarian dokumen berharga ini terus berlanjut.
Dengan penghargaan ini, Perpusnas semakin memperkuat posisinya sebagai penjaga memori kolektif bangsa, menjadikan naskah Nusantara sebagai sumber inspirasi bagi generasi saat ini dan mendatang.***