“Waktu diobati, pasien tidak ada bekas jahitan atau silet sama sekali. Penanganannya sangat bagus,” lanjut Lela.

Lanjut Lela, kejayaan itu tak berlangsung lama. Sekitar tahun 1941 hingga 1942, sebelum tentara Jepang masuk ke wilayah Rejang Lebong, pihak Belanda menghancurkan bangunan rumah sakit tersebut.
Tujuannya agar Jepang tidak dapat menguasai fasilitas medis dan peralatan modern yang ada di sana.
“Bangunan rumah sakit dihancurkan oleh Belanda sendiri, supaya tidak diambil Jepang. Yang tersisa hanya sebagian pondasi, rumah dokter, rumah bidan, dan cerobong asap besar,” tutur Lela.
Cerobong Asap dan Kisah Mistis

Bangunan cerobong asap yang masih berdiri hingga kini menjadi satu-satunya saksi bisu kejayaan rumah sakit itu.
Namun pada akhir tahun 1980-an, bangunan tersebut sempat dianggap angker oleh warga sekitar.
Banyak warga yang mengaku mengalami kesurupan saat berada di sekitar cerobong asap tersebut.
Karena ketakutan, sebagian masyarakat merusak sebagian bangunannya pada tahun 1987 hingga 1988.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya









